Translate

Senin, 15 Agustus 2016

Sejarah Sekolah Minggu

Artikel pertama di blog ini adalah Sejarah Sekolah Minggu. Mungkin banyak di antara Anda yang sudah lama melayani Tuhan di Sekolah Minggu tapi tidak mengetahui sejarah Sekolah Minggu…
Bagi Anda, Sekolah Minggu mungkin hanya suatu tradisi, bagian dari masa lalu Anda, dan mungkin tempat Anda melayani saat ini. Sekolah Minggu awalnya didirikan untuk anak-anak miskin dan tidak berpendidikan di Inggris pada sekitar tahun 1780-an. Anak-anak ini sehari-hari bekerja di pabrik sehingga tidak memiliki waktu untuk belajar.
Gerakan Sekolah Minggu ini dimulai oleh seorang Penginjil Anglikan Inggris bernama Robert Raikes (1725-1811). Dia memanfaatkan waktu libur anak-anak itu dari pekerjaan di pabrik. Disediakannya pakaian bersih dan materi ajar mengenai baca, tulis, kebersihan dan bagaimana menjadi warga negara yang baik.
Gereja mendukung program ini, berharap bahwa Sekolah Minggu dapat membangun masa depan yang lebih baik untuk anak-anak maupun bagi masyarakat sekitar. Walaupun awalnya tidak dimaksudkan untuk penginjilan atau pelajaran agama, tapi tujuan utama dari Sekolah Minggu ini adalah perbaikan moral yang didasarkan pada kebenaran Kitab Suci. Diharapkan Sekolah Minggu dapat mentransformasi hati dari anak-anak. Demikianlah Sekolah Minggu awalnya berdiri.
Awal tahun 1800-an, tujuan Sekolah Minggu berubah. Gereja Presbiterian baru melihat bahwa Sekolah Minggu merupakan kesempatan untuk mengajarkan Injil dan doktrin pada anak-anak, sementara itu, banyak pemimpin Sekolah Minggu mulai mendekati sekolah umum agar mereka terbuka untuk anak-anak yang membutuhkan sehingga Sekolah Minggu sendiri dapat fokus pada pendidikan rohani.
Tujuan utama dari Sekolah Minggu yang baru adalah regenerasi dan perubahan hidup dari anak-anak. Seiring dengan perkembangannya, Murid Sekolah Minggu didorong untuk mengingat banyak ayat-ayat Alkitab, mendapatkan hadiah dan penghargaan jika dapat menghafalnya. Ide ini dimulai ketika pemimpin Sekolah Minggu melihat bahwa anak-anak lebih tertarik pada hadiah daripada Firman Tuhan.
Di Amerika, Sekolah Minggu yang pertama diadakan tahun 1824, bertujuan untuk mengatur anak-anak, menginjili mereka dan mengajar tentang sopan santun. Fokus utamanya adalah penginjilan, dan dalam 100 tahun berikutnya Sekolah Minggu menjadi andalan utama gereja dalam penjangkauan. Sekolah Minggu kemudian berkembang untuk segala usia, menjadi tempat orang yang tidak percaya untuk diperkenalkan, dan berdaptasi dengan kehidupan di gereja.
Pada akhir 1800an, Sekolah Minggu dilihat sebagai harapan utama untuk perkembangan gereja. Pandangan ini terus berlanjut sampai pertengahan abad ke-20.
Terjadi penurunan jumlah anak-anak di Sekolah Minggu pada 50 tahun belakangan. Beberapa beranggapan hal ini terjadi karena pergeseran fungsi dari penginjilan menjadi pemuridan. Studi membuktikan bahwa dimana Sekolah Minggu bertumbuh, jumlah anggota jemaat meningkat. Ide bahwa Sekolah Minggu adalah kesempatan utama untuk penginjilan mungkin hal yang baru bagi sebagian kita. Mungkinkah model penginjilan anak dapat membantu memperbaharui gereja kita?
Apakah kehadiran anak-anak di Sekolah Minggu Anda mengalami penurunan atau justru meningkat? Satu hal yang pasti, Sekolah Minggu saat ini telah mengalami banyak perubahan dari ide awalnya, yaitu untuk perubahan hidup “anak jalanan”

diambil dari berbagai sumber