Translate

Sabtu, 29 Desember 2012

Say NO to Hepatitis B

Bagaimana Prevalensinya?
Angka kejadian (prevalensi) hepatitis B kronik di Indonesia diperkirakan mencapai 5-10% dari total penduduk, atau setara dengan 13,5 juta penderita. Jumlah ini membuat Indonesia menjadi negara ke-3 di Asia yang mengidap hepatitis B kroniknya paling banyak, setelah Cina dan India.
  • Sekitar ± 400 juta penduduk di dunia terinfeksi hepatitis B kronis.
  • Setiap tahun ± 10-30 juta kasus infeksi baru
  • Setiap tahun ± 1 juta kematian terkait hepatitis B
  • Di Amerika, sekitar 1,25 juta terinfeksi hepatitis B kronis, dan terdapat ± 100.000 kasus baru setiap tahunnya
Bagaimana Gejalanya?
Hepatitis B merupakan silent disease, di mana seseorang bisa saja terinfeksi selama bertahun-tahun, namun tidak menunjukkan gejala. Akan tetapi pada sebagian besar pengidap hepatitis dapat menunjukkan gejala yang dapat terlihat beberapa minggu atau beberapa bulan setelah terinfeksi, seperti demam, lelah, mual, muntah, nafsu makan berkurang, nyeri perut, dark urine, nyeri otot, dan jaundice.

Bagaimana Cara Penularannya?
Hepatitis B umumnya menular jika darah, dan cairan tubuh lain seperti semen (air mani) atau sekresi vagina dari seseorang yang terinfeksi memasuki tubuh yang tidak terinfeksi.
Hal ini dapat terjadi melalui:
  • Kontak seksual dengan penderita
  • Gigitan manusia
  • Pemakaian bersama jarum suntik, syringes, maupun peralatan obat injeksi lainnya.
  • Dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya saat melahirkan.
  • Penggunaan jarum yang tidak steril pada tindik telinga, tato, dan akupuntur
Hepatitis B virus (HBV) tidak ditemukan dalam keringat, air mata, urin, atau sekresi pernafasan.
HBV tidak ditularkan melalui pemakaian bersama perkakas makanan, pelukan, batuk, bersin dan pegangan tangan. Beberapa kasus mengatakan hepatitis tidak tertular melalui makanan atau minuman.

Apakah Hepatitis B Kronis Termasuk Penyakit yang Cukup Serius?
Ya. Sekitar 15-25% pengidap hepatitis B kronis dapat berkembang menjadi penyakit hati yang serius, termasuk kerusakan hati, sirosis, gagal hati, dan kanker hati. Setiap tahun, diperkirakan hingga 4.000 orang di Amerika dan lebih dari 600.000 orang di dunia meninggal akibat penyakit yang terkait hepatitis B.

Kebanyakan orang dewasa yang terinfeksi hepatitis B akan sembuh tanpa ada masalah. Sayangnya, hal ini tidak terjadi pada bayi maupun anak-anak. Semakin muda seseorang terinfeksi pertama kali, maka semakin besar kemungkinan menjadi kronis.
  • Jika seorang dewasa terinfeksi : 10% akan berkembang menjadi infeksi kronis
  • Jika seorang anak terinfeksi : hingga 50% akan berkembang menjadi infeksi kronis
  • Jika seorang bayi terinfeksi : 90% akan berkembang menjadi infeksi kronis
Bagaimana Mengetahui Seseorang Terinfeksi Hepatitis B?
Satu-satunya cara mengetahui apakah seseorang baru terinfeksi hepatitis B, telah sembuh, terinfeksi hepatitis kronis, atau rentan terinfeksi, hanya melalui pemeriksaan darah.

Tiga pemeriksaan standar yang biasa dilakukan yaitu :
  1. HBsAg (hepatitis B surface antigen), adalah penanda awal hepatitis B, yang muncul 4-12 minggu setelah terinfeksi. Bila HBsAg menetap dalam darah lebih dari 6 bulan, berarti terjadi infeksi kronis.
  2. Anti-HBc (antibodi terhadap antigen inti hepatitis B), antibodi ini terdiri dari 2 tipe yaitu IgM anti HBc dan IgG anti-HBc.
    Anti-HBc IgM
    • Muncul 2 minggu setelah HBsAg terdeteksi, dapat bertahan hingga 6 bulan
    • Berperan pada core window (fase jendela) yaitu masa di mana HBsAg sudah hilang, tetapi anti-HBs belum muncul.
    • 10% hepatitis akut tidak terdeteksi hanya dengan memeriksa HBsAg
    Anti-HBc IgG
    • Muncul sebelum anti-HBc IgM hilang
    • Terdeteksi pada hepatitis akut dan kronik
    • Dapat bertahan pada fase penyembuhan (kadar rendah)
    • Tidak mempunyai efek protektif
    Interprestasi hasil positif anti-HBc biasanya tergantung hasil pemeriksaan HBsAg dan Anti-HBs.
  3. Anti-HBs (antibodi terhadap hepatitis B surface antigen), jika hasilnya "positif" atau "reaktif" menunjukkan adanya imunitas atau kekebalan terhadap infeksi HBV, baik dari vaksinasi maupun dari proses penyembuhan infeksi masa lampau. Seseorang yang terinfeksi pada masa lampau, tidak dapat menularkan penyakitnya terhadap yang lain.

Bagaimana Cara Mencegah Hepatitis B?
Vaksinasi sedini mungkin merupakan tindakan pencegahan yang paling tepat, khususnya di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi. Vaksinasi dapat melindungi sekitar 90-95% populasi dewasa muda. Vaksin tersebut aman diberikan pada bayi, anak-anak dan pada orang dewasa. Untuk mencegah penularan secara vertikal, setiap ibu hamil dianjurkan periksa HBsAg, agar dokter dapat mengambil keputusan dalam penanganan ibu hamil selanjutnya, dan agar bayi yang baru lahir dari ibu pengidap segera diberi imunisasi.

Tips Bagi Penderita Penyakit Hati
  • Diet sehat dan seimbang. Jumlah kalori yang dibutuhkan disesuaikan dengan tinggi badan, berat badan dan aktivitas. Pada keadaan tertentu diperlukan diet rendah protein
  • Banyak makan sayur dan buah serta melakukan aktivitas sesuai kemampuan untuk mencegah sembelit
  • Menjalankan pola hidup yang teratur
  • Istirahat yang cukup
  • Konsultasi dengan dokter anda

Tips Mencegah Hepatitis
  • Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan
  • Menghindari penularan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, suntikan, tato, tusukan jarum yang terkontaminasi, seks yang tidak aman
  • Bila perlu menggunakan jarum yang disposable atau sekali pakai
  • Pemeriksaan darah donor terhadap hepatitis virus
  • Melakukan hubungan seks yang sehat dan aman
  • Program vaksinasi hepatitis B

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.prodia.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar